Hibah ini merupakan bagian dari program pengembangan
kapasitas angkatan laut untuk asia tenggara yang dikenal dengan nama Maritime
Security Initiative (MSI). MSI merupakan inisiatif dari pemerintah Amerika
Serikat yang diumumkan pertamakali pada tahun
2015 di forum Shangri La dialogue di Singapura, hal itu tersebut disampaikan
oleh sekretaris kementerian pertahanan Amerika, Ashton Carter.
UAV ScanEagle |
Inisiatif ini berupaya meningkatkan kemampuan maritime Negara-negara
mitra di kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Khusus untuk Indonesia MSI berupaya meningkatkan kemampuan patrol maritime,
integrasi ISR, dan pelatihan pemeliharaan peralatan. Tujuannya untuk memastikan
bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk melindungi kawasan maritim dan sumber
daya ekonomi dan berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas regional.
UAV ScanEagle memiliki payload untuk berbagai jenis sensor
seperti pencitraan elektro-optik, sensor infra merah gelombang panjang, dan
radar X-band. Sedangfkan sensor mana yang akan diberikan pihak AS ke Indonesia
tidak disebutkan.
UAV Insitu ScanEagle merupakan drone pengintai kecil buatan
pabrikan Insitu anak perusahaan Boeing, pesawat ini memiliki bobot 20 kg, dapat
terbang selama 15 jam, dengan ketinggian maksimum 16.000 kaki dengan kecepatan
60 mil/jam. Pesawat ini diterbangkan dengan system Catapult atau menggunakan
peluncur sebagai platformnya, ScanEagle tidak dapat terdeteksi oleh radar,
kemudian suaranya hamper tidak terdengar. Pesawat ini terbang dengan dipandu
dengan system GPS dan dilengkapi dengan kamera dan sensor infa-red.