India dan China Berebut Dominasi dan Supremasi di Kawasan Regional

China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, sedang membangun apa yang para ahli kebijakan disebut sebagai “rangkaian mutiara”. China terus memperkuat jaringan militer dan komersialnya diberbagai Negara utamanya dikawasan regional. Bahkan Beijing pada 2016 mengungkapkan rencananya untuk membuka pangkalan militer pertama di luar negeri yakni di Djibouti. Sejumlah proyek bisnis milik perusahaan Negara dibawah kendali presiden Xi Jinping, yang mencakup pembuatan pelabuhan di Tanzania memperkuat upaya China untuk mendominasi kawasan.

India, yang merasa khawatir akan kehadiran China yang mulai mendominasi halaman belakang rumahnya sendiri, merespon dengan baik.

PM India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping
Dalam kunjungan kenegaraan ke Oman pada bulan lau, Perdana Menteri India, Narendra Modi mendapat akses ke fasilitas angkatan laut di Negara Timur Tengah tersebut, yang berada didekat selat Hormuz. Dimana lebih dari 30 persen ekspor minyak melewati jalur air sempit tersebut setiap harinya.
Awal tahun ini, India menandatangani pakta 20 tahun dengan Seychelles untuk membangun fasilitas lapangan terbang dan dermaga untuk angkatan lautnya. Selain itu pada November 2017 lalu Modi telah menandatangani sebuah perjanjian dengan Singapura dimana India dapat meningkatkan akses ke pangkalan angkatan laut Changi.

Seorang peneliti senior dari Universitas Nasional Australia mengatakan telah terjadi persaingan antara India dan China untuk mendapat supremasi dan dominasi dikawasan regional utamanya di Samudra Hindia.
Kita tahu bahwa samudera Hindia berbatasan dengan Afrika, Asia, Timur Tengah dan Australia, merupakan rumah bagi jalur utama perdagangan global hamper 40 persen minyak lepas pantai Dunia diproduksi di samudra Hindia.

Proyek komersial milik perusahaan India dan China disinyalir bisa digunakan untuk tujuan militer. Ketika China Merchants Port Holdings menandatangani kontrak 99 tahun di pelabuhan Hambantota Si Lanka pada juli 2017, kemudian kekhawatiran muncul bahwa angkatan laut China akan menggunakan fasilitas tersebut meskipun Sri Lanka menjamin tidak akan digunakan untuk tujuan militer. Beberapa bulan kemudian, Reuters melaporkan bahwa New Delhi ingin mengambil alih bandara lokal Hambantota.,

Diplomat India dan barat yakin Hambantota akan berakhir menjadi pangkalan militer dan angkatan laut China. Maladewa dan Myanmar negera penerima investasi dari China dimunkinkan menjadi pangkalan militer di area Negara tersebut.

Seperti halnya di Iran, India Ports Global mengembangkan pelabuhan Chabahar yang dipandang sebagai penghalang bagi pelabuhan Gwadar China di Pakistan, Beijing berencana akan menempatkan system anti rudal berbasis laut untuk ditempatkan disana.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »