Dua Pesawat Pembom AS Terbang Diatas Perairan Sengketa di Laut Cina Selatan

Pada hari jum’at (7/7) Angkatan Udara Amerika Serikat mengirim dua pesawat pembom melintasi wilayah yang disengketakan di atas perairan Laut China Selatan, Angkatan Udara Amerika menganggap wilayah tersebut sebagai wilayah internasional meskipun China mengklaim hampir seluruh jalur laut di Laut Cina Selatan.
Pesawat pembom Lancer B1-B (photos by Wikipedia)


Angkatan Udara Amerika mengirim dua pesawat pembom jenis Lancer B-1B yang terbang dari pangkalan militer AS di Guam pada hari Kamis. Kejadian itu terjadi sesaat sebelum pertemuan antara kedua pemimpin negara tersebut, Xi Jinping dan Donald Trump dijadwalkan melakukan pertemuan disela-sela pertemuan puncak G-20 di Jerman.

Kedua Presiden tersebut diperkirakan akan membahas peran China agar dapat mengendalikan Korea Utara yang sering melakukan provokasi dengan program pengembangan nuklir dan rudalnya. Korea Utara baru-baru ini berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua dan jatuh diperairan teritorial Jepang, para analis berpendapat uji coba terakhir tersebut, rudal diperkirakan dapat menjangkau Alaska atau Hawaii.

Disatu sisi Amerika meminta bantuan China untuk mengendalikan negara "nakal" Korea Utara untuk menghentikan program nuklirnya. Namun, di sisi lain Amerika Serikat melalui militernya tetap menegaskan mengenai hak “kebebasan navigasi” atau overflight di wilayah Laut Cina Selatan yang beresiko mempermalukan China.

Ketika ditanya mengenai penerbangan 2 bomber milik Amerika juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shueng menjawab bahwa tidak ada masalah dengan kebebaan navigasi atau Overflight diatas wilayah Laut Cina Timut dan Laut Cina Selatan.

“tapi China dengan tegas menentang setiap negara dengan menggunakan dalih tentang kebebasan navigasi dan  overflight dengan tujuan memamerkan kekuatan militer dan membahayakan kedaulatan an kemanan China”.

Dalam sebuah pernyataan singkat Kementerian Pertahanan China menjelaskan China selalu menjaga kewaspadaannya dan secara efektif memantau kegiatan militer negara-negara di sekitar China. “militer China dengan tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas nasional” ungkapnya.

Amerika Serikat mengkritik pembangunan fasilitas militer China di terumbu karangdi Laut Cina Selatan dan pulau-pulau buatan diatas terumbu karang, Amerika khawatir fasilitas militer tersebut merupakan bagian dari militerisasi jalur laut yang juga merupakan jalur perdagangan internasional.

Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan juga memiliki klaim sengketa dengan China dimana diperairan tersebut merupakan jalur pelayaran perdagangan penting yang setiap tahunnya nilai perdagangan mencapai US$5 triliun.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »