Perang Teluk Persia, Ketika Irak Menyerang Kuwait


Setelah 8 tahun berperang dengan Iran (1980-1988), Irak mulai kembali menata negaranya. Akibat perang 8 tahun Irak memiliki banyak hutang dengan negara lain diantaranya dengan kuwait yang mencapai $30 miliar, oleh karena itu Irak dibawah pimpinan Saddam Hussein pada 1990 Saddam berencana untuk meminta negara-negara di teluk arab untuk memotong produksi minyak mereka kemudian menaikkan harga minyak dunia. Namun negara-negara teluk menolak usulan tersebut, Saddam merasa dikhianati oleh negara-negara arab karena keengganan tersebut.

Kemudian Irak beralih ke Kuwait dan menuduh negara tersebut telah mencuri persediaan minyak disepanjang perbatasan Rumayla, Irak mengerahkan sejumlah pasukan besar ke perbatasan Kuwait. Pada tanggal 2 Agustus 1990 Saddam memerintahkan pasukannya menyerbu wilayah Kuwait  dengan  120.000 pasukan yang terdiri dari 7 divisi didukung dengan ribuan tank memasuki perbatasan Kuwait dan dengan cepat dapat di kuasai kemudian angkatan udara Irak membombardir Kuwait City dihari yang sama. Kekuatan angkatan perang Kuwait tidak bisa membendung laju tentara Irak namun begitu, Pasukan Kuwait dapat memperlambat gerak maju tentara Irak untuk kemudian dimanfaatkan untuk mengungsikan keluarga kerajaan kuwait menuju Arab Saudi.

Tak lama setelah didudukinya wilayah Kuwait Saddam Hussein mengumumkan Kuwait sebagai Provinsi ke-19 dari Irak.

Merespon invasi tersebut PBB mengeluarkan resolusi serta mengecam tindakan Irak, dunia internasional mengutuk dan memulai memberikan sanksi, pemutusan hubungan dagang , hingga embargo terhadap Irak.

Kedatangan Pasukan Koalisi

Pihak Kerajaan dipengasingan dengan segera meminta bantuan kepada Amerika Serikat. Arab Saudi yang juga khawatir wilayahnya akan ikut diserang oleh Irak mengundang Amerika untuk ikut masuk dalam perang tersebut. Pada 3 Agustus 1990 PBB memperingatkan Irak untuk menarik pasukannya dari Kuwait, tiga hari kemudian raja Fahd dari Arab Saudi bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Richard Cheney untuk meminta bantuan AS. Sebelumnya Saddam Hussein begitu percaya diri bahwa negara-negara teluk tidak akan meminta bantuan dari barat untuk masuk ke Timur Tengah. Namun prediksi Saddam Hussein meleset 2/3 dari 21 negara teluk meminta intervensi luar khususnya dari NATO.

Aksi Pasukan Sekutu di Pertempuran (Photos By Wikipedia)
Setelah itu pasukan sekutu yang dipimpin oleh AS mulai menumpukkan kekuatan militernya di beberapa negara teluk. Pesawat dan pasukan darat dikirim ke Mesir, Arab Saudi dan beberapa negara Teluk lainnya.
Sementara di Kuwait, Irak menambah kekuatan pasukannya hingga mencapai 300.000 pasukan, untuk mendapatkan simpati dari masyarakat muslim Saddam menyebut perang tersebut sebagai Jihad, perang suci melawan Koalisi.

16 Januari menjadi awal perang, setelah sebelumnya PBB mengumumkan mengesahkan” semua cara yang diperlukan” untuk melawan Irak jika tidak menarik pasukannya paling lambat 15 Januari dimana pesawat tempur dan bomber pasukan koalisi melakuakn kampanye pemboman lewat udara dengan target instalasi militer terutama fasilitas AU serta senjata anti pesawat dan instalasi sipil Operasi tersebut dikenal sebagai Operasi Desert Storm.

Selama 42 hari kekuatan udara NATO terus menggempur Irak dengan lebih dari 100.000 serangan serta menjatuhkan 88.500 ton bom, operasi tersebut dipimpin oleh Letnan Jenderal USAF Chuck Horner.
Pada pertengahan februari tepatnya tanggal 24 Februari pasukan koalisi meluncurkan operasi darat yang dikenal dengan Operation Desert Sabre yaitu serangan ofensif koalisi dari timur laut arab Saudi ke wilayah kuwait dan selatan Irak dalam waktu 3 hari pasukan koalisi dapat merebut kota Kuwait. Smentara pasukan lapis baja AS maju sejauh 200 km ke irak dari arah barat Kuwait dan menghancurkan pasukan cadangan lapis baja irak dari belakang garis pertahanan Irak.
Pada 27 Februaru pasukan koalisi berhasil menghancurkan sebagian besar unit pasukan Garda Republik Irak yang mencoba membuat pertahanan di al-Ba’rah bagian tenggara Irak.
Sehari setalahnya 28 Februari Presiden G. Bush mengumumkan gencatan senjata, dan perlawanan pasukan Irak telah hancur. Irak akhirnya menyetujui syarat yang diajukan sekutu diantaranya Irak mengakui kedaulatan Kuwait dan menyingkirkan semua senjata pemusnah massal (nuklir, biologi dan kimia). Tidak ada angka resmi mengenai jumlah pasukan Irak yang ikut bertempur namun diperkirakan berjumlah 180.000 sampai 630.000 dimana Irak kehilangan 8.000 sampai 100.000 tentaranya sedangkan di pihak Koalisi kehilangan sekitar 300 tentara.

Serangan Rudal Scud Irak ke Israel

Selama 7 minggu pertempuran setidaknya terdapat 88 rudal scud yang dilepaskan dari Irak. Irak mencoba melakukan tindakan provokasi untuk menarik Israel kedalam Perang, Irak yakin jika Israel ikut dalam perang tersebut maka negara-negara teluk akan menarik diri karena tidak akan ikut berperang bersama Israel.

Warga Sipil Israel Menggunakan Masker Untuk Menghindari Senjata Kimia Irak yang Dibawa Rudal Scud (Photos By Wikipedia)
Presiden Bush kemudain membujuk PM Israel untuk tidak melakukan pembalasan terhadap Irak dan menarik kembali jet tempurnya AS Khawatir jika Israel menyerang Irak negara-negara Arab akan meninggalkan koalisi. 

Sebanyak 74 warga Israel dalam serangan tersebut diduga rudal Scud tersebut mengangkut senjata kimia dikarenakan korban tewas mengalami lemas dan sesak nafas.

Ada kejadian unik dimana 137 pesawat Irak melarikan diri dengan menyeberangi perbatasan Iran dan mendarat disana untuk menghindari pasukan koalisi, 137 pesawat tersebut tidak pernah kembali setelah perang berakhir. Kejadian ini sangat aneh sekaligus konyol karena seblumnya Irak dan Iran terlibat Perang selama 8 tahun dan bakhir 2 tahun sebelum penyerangan Irak atas Kuwait.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »