TNI AU Akan Melaksanakan Uji Coba Senjata Baru, Rudal Chiron di Bulukumba

Paskhas atau Pasukan Khas Komando Operasi Udara II akan melakukan uji coba senjata baru yang dimilikinya di sekitar perairan bulukumba, uji coba tersebut direncanakan dilaksanakan pada hari Kamis 13 Juli mendatang. 150 personel akan terlibat dalam uji coba di lokasi Pelabuhan Pendaratan Ikan Bonto Bahari.
Rudal Chiron, Guided Missile Based On Ground (Photos By Lignex1)

Perairan bulukumba dipilih karena memiliki wilayah yang luas dan strategis, selain itu disana jarang dilewati kapal atau pesawat sehingga dinilai aman sebagai tempat uji coba. Hal itu diungkapkan oleh Unit Radar, Komando Operasi Angkatan Udara II Lettu (pasukan) Hari P.

Senjata yang akan diuji coba adalah rudal chiron kepunyaan TNI AU, diperkirakan ada 4 rudal Chiron yang akan ditembakkan pada uji coba tersebut. Chiron merupakan senjata pertahanan udara yang dimiliki TNI AU dimana rudal tersebut dibeli dari Korea Selatan.

Chiron merupakan sistem MANPADS (Man Portable Air Defense System) rudal ini termasuk baru dan sedikit dibandingkan QW-3 rudal buatan China yang juga dimiliki oleh AU.

Rudal ini di desain menggunakan system Launcher Post dilengkapi dengan tripod, hand grip sebagai pegangan, sistem pembidik optik, juga kursi untuk operator. Rudal dan tabung peluncur ini memiliki bobot 24 kg.

Rudal ini memiliki jarak efektif 7 km untuk target terbang diudara dengan ketinggian 3,5 km dapat meluncur terbang dengan kecepatan 700 meter perdetik. Sistem pemandu yang digunakan adalah sistem infra red untuk mencari emisi panas yang dikeluarkan target juga sensor anomali UV (ultra Violet) agar lebih akurat, dapat juga dipasang sistem Integrator IFF.

Chiron ini akan meledak 1,5 meter sebelum mencapai target dan menembakan 720 fragmen logam panas yang dapat menembus lapisan alumunium pada pesawat.

Chiron dibangun dengan kode Shin-Gung, Korea Selatan membutuhkan waktu 8 tahun dalam pengembangannya dimulai pada 1995 dibuat oleh perusahaan pertahanan lokal Lig Nex1 anak perusahaan LG yang bergerak dibidang pertahanan.

Pada 2004 Chiron mulai di produksi dan dengan uji coba tambahan pada 2005 untuk kemudian masuk layanan militer Korea selatan pada akhir 2005.
Kemudian 2014 Indonesia mengakuisisi dan mengoperasikan rudal tersebut, chiron diintegrasikan dengan meriam anti pesawat Oerlikon Skyshield 35 mm.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »