Duterte Membuka Kemungkinan Aliansi Pertahanan Dengan Rusia “Yang Bisa Diandalkan”

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, tidak menutup kemungkinan untuk menandatangani sebuah aliansi pertahanan dengan Rusia.
“jika situasi di seluruh dunia semakin parah, saya tidak akan dipaksa, saya akan terbuka untuk membentuk aliansi pertahanan , karena hanya Rusia dan China yang bisa diandalkan” kantor berita Rusia  Sputnik mengutip pernyataan Duterte.
Presiden mengadakan wawancara dengan media Rusia pada malam perjalannannya selama seminggu ke Moskow dimana dia menyinggung tentang kebijakan Amerika Serikat yang sering melakukan Standar ganda.
“Amerika selalu memiliki standar ganda, tangan kiri tangan kiri tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanan, jadi akan selalu ada masalah, akan selalu ada kesalahpahaman dan mungkin ketidaksukaan, jika bukan kebencian satu sama lain” tambahnya.
Dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Internasional Rusia RT, Duterte juga menuduh Uni Eropa melakukan standar ganda.
“saya tidak memiliki masalah dengan Amerika, kita benar-benar baik-baik saja(presiden AS Donald)Trump adalah teman saya tapi kebijakan luar negeri saya telah bergeser dari pro-barat saya sekarang memiliki aliansi kerja dengan China, dan saya berharap dapat membangun kerjasama yang baik bersama Rusia. Mengapa, karena dunia barat, Uni Eropa dan segalanya mereka memiliki standar ganda” katanya.
Duterte meninggalkan Davao city menuju Moskow pada hari senin (22/5) sekitar pukul 4 sore.
Dalam pernyataan predeparturinya, presiden mengatakan bahwa kunjungan resminya akan memperbaiki ketergantungan orang-orang Filipina terhadap partner tradisional. Duterte diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin Rusia pada hari Rabu dan Kamis.
Padahal di Filipina sendiri terdapat pangkalan militer milik AS di teluk subic yang berada dekat dengan pulau yang menjadi sengketa yaitu kepulauan Spratly.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »