Korea Utara Kembali Menembakkan Rudal "kelas Scud"

Korea Selatan kembali meluncurkan rudal balistiknya sebagai upaya untuk menciptakan rudal yang dapat menjangkau daratan Amerika Serikat. Menurut laporan yang dirilis pejabat Korea Selatan, Rudal tersebut ditembakan pada pukul 5.39 (29/5), di wilayah Wonsan, provinsi Kangwon.

Rudal ditembakan kearah timur semenanjung Korea dan mendarat dekat perairan Jepang yang berjarak 200 mil dari pesisir Jepang yang masuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Pihak Korea Selatan menambahkan rudal yang ditembakkan adalah rudal jarak pendek dan menengah. Rudal sempat terbang pada ketinggian 450 km sebelum mendarat di perairan laut Jepang, pihak Korea Selatan menduga rudal tersebut merupakan rudal dari kelas Scud. Scud sendiri merupakan rudal jarak pendek menengah buatan Uni Soviet.

Peluncuran rudal terbaru Korea Utara ini menyulut protes dari Jepang dan Korea Selatan yang dianggap provokatif dan menimbulkan ketegangan baru di kawasan tersebut. 

Peluncuran rudal tersebut merupakan kali ketiga Korea Utara melakukan “provokasi rudal” dalam kurun waktu tiga minggu terakhir. Sebelumnya pada 14 Mei Korea Utara mengumumkan kesuksesan tes peluncuran rudalnya, rudal berhasil terbang dengan ketinggian 2.100 km dan mengatakan rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir, dan dapat mencapai basis militer Amerika di pasifik.

Kemudian pada tanggal 21 Mei Korea kembali berhasil melakukan peluncuran rudal Pukgoksang-2 dari kelas medium-range, Kim Jong Un menyatakan rudal tersebut sudah siap untuk diproduksi massal. Korea Utara terus menguji rudal miliknya ditengah kecaman dan sanksi internasional.

Tentu tingkah laku Korea Utara ini mendapat kecaman dari negara disekitar kawasan tersebut. Mereka menganggap sebagai tindakan provokatip yang dapat memicu perang, Korea Selatan contohnya telah menempatkan beberapa anti-rudal THAAD untuk menghadang apabila Korea Utara menenmbakkan rudalnya ke arah Korea Selatan. Sedangkan Jepang dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi rudal jelajah buatan Amerika, Tomahawk sebagai bentuk antisipasi terhadap serangan rudal Korut dan dapat melakukan serangan ofensif terhadap basis silo dan rudal Korut dengan mengirim Tomahawk ke bebrapa target di Korut.

Amerika Serikat pun berupaya membujuk China sebagai sekutu dekat Korut untuk ikut menekan Korut agar menghentikan program nuklir yang dapat mengancam perdamaian dunia, menurut Amerika.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »