China Sedang Membangun Sea-Skimming Anti-Ship Drone




China sedang mengembangkan pesawat tak berawak (Drone) baru yang menggunakan teknologi ground effect untuk meluncur di permukaan laut, sehingga dapat terbang hanya  18 inchi dari permukaan air laut. Pesawat tak berawak ini akan menjadi lawan potensial bagi musuh, dan beberapa diantaranya akan sulit untuk di deteksi.

pesawat tak berawak ini muncul pertama kali di internet dan dengan cepat menyebar ke blog pertahanan Rusia dan barat. Pesawat tak berawak itu tampaknya memiliki sepasang canard dan sepasang sayap menukik keatas, ini memungkinkan distribusi udara ada di atas bukan dibawah, mungkin untuk menghindari percikan air laut dari tersedot ke mesin pada ketinggian yang rendah. Drone ini kemungkinan di rancang bagi AL China, Hal ini juga tergambar pada warna biru kamuflase Angkatan Laut China.

Rudal jelajah paling modern biasa disebut “sea-skimmer” yang dapat terbang 30 kaki atau kurang diatas permukaan air untuk menghindari deteksi radar. Kelengkungan bumi dapat membuat “sea-skimmer” mengurangi potensi untuk bisa dideteksi radar musuh, sehingga memberi sedikit waktu bagi musuh untuk menyadari datangnya misil untuk kemudian di tembak jatuh, Harpoon rudal milik AS dianggap sebagai Sea-Skimmer paling canggih saat ini.

Drone yang tak disebutkan namanya, sebagai perbandingan, jika benar klaim bahwa drone ini dapat terbang kurang dari 18 ichi dari permukaan air laut. Sea-skimmer yang terbang hanya 30 kaki diatas permukaan air bisa terdeteksi pada jarak 15,4 mil. Radar yang sama akan mendeteksi drone China pada jarak 9,48 mil. Pesawat yang terbang dekat dengan permukaan tidak akan terbang pada kecepatan supersonik, dari penampilannya drone ini menggunakan mesin turbofan. Dengan asumsi kecepatannya 600 mil/jam, yang merupakan ciri rudal anti kapal subsonik, itu berarti musuh hanya mempunyai waktu 59 detik untuk bereaksi setelah radar menyadari ada rudal yang mendekat.

Drone dapat terbang rendah berkat prinsip ground effect, dimana ketika pesawat terbang rendah lebih banyak daya angkat dan mengurangi daya tarik ke bawah karena adanya tanah dibawahnya. Tanah akan memblok vortisitas bagian bawah sayap dan mengurangi potensi kerusakan. Bukti lebih lanjut bahwa pesawat tak berawak memanfaatkan ground effect adalah desain sayap rendahnya, dimana sayap berada bagian dibawah badan pesawat, merupakan ciri umum kendaraan ground effect.

Drone ini diperkirakan mempunyai waktu terbang 1,5 jam, dengan kecepatan 600 mil/jam dapat menempuh jarak 900 mil. Dengan berat lepas landas maksimum 6.000 pound dan muatan maksimum 2.000 pound untuk fragmentasi hulu ledak.

Salah satu konsep operasi untuk Drone adalah menempatkan baterai di pinggir pantai atau di kapal AL China. Menggunakan pesawat berawak, seperti pesawat patroli maritim Y-8X atau drone yand dapat terbang tinggi, untuk mendeteksi armada musuh lalu menyediakan data penargetan. Begitu di luncurkan pesawat pengintai tetap dapat memberikan data yang diperbarui untuk kemudian menghancurkan target tanpa terdeteksi radar.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »