Skenario yang Mungkin Terjadi Jika Semenanjung Korea Pecah Perang

Pemerintahan Trump tidak melihat opsi tindakan militer sebagai solusi bagi menghentikan provokasi Korut.
Korea Utara kembali menguji coba rudal (21/5), uji coba coba menjadi sering di lakukan. Jika uji coba terus dibiarkan AS khawatir suatu saat nanti Korut dapat mengirimkan rudal nuklirnya ke pantai barat Amerika.
Mengingat dekatnya seoul dengan perbatasan, para pemimpin militer khawatir bahwa serangan pendahuluan hampir pasti akan memicu serangkaian kejadian yang dahsyat yang mengakibatkan korban jiwa yang tak sedikit.
Baru- baru ini, militer kembali mengambil peran di Departemen Luar Negeri, dimana pejabat AS terus mendorong langkah-langkah diplomatik dan ekonomi, penuh harap dengan bantuan China untuk dapat menekan rezim tersebut dan menghentikan provokasi secara sukarela.
Tetapi jika upaya diplomatik gagal dan perang konvesional terjadi  dan senjata nuklir digunakan. Para ahli sepakat bahwa skenario tersebut akan melibatkan sejumlah besar pasukan AS dan Korea selatan pada hari-hari pertama dan mungkin berlanjut selama berbulan-bulan bahkan jauh lebih lama.
Dalam sebuah konferensi pers hari jum’at, ketika ditanya wartawan tentang ketegangan saat ini di semenanjung Korea, Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan “ jika ini terus berlanjut ke tindakan militer, ini akan menjadi tragis dalam skala yang luar biasa”.
Military Times membuat gambaran skenario perang di Semenanjung Korea yang mungkin terjadi, berdasarkan wawancara dengan pejabat militer aktif dan purnawirawan, pakar internasional dan intelijen mengenai kemampuan militer Korea utara.
“siapapun yang menganggap ini bisa selesai dalam 30 hari maka anda salah” kata pensiunan tentara Letnan Jenderal Mark Hertling. “ada ribuan, puluhan ribu bahkan ada yang mengatakan lebih dari 100.000 korban sipil”
Berikut adalah tampilan fakta nyata pada perang konvensioanl yang memicu di tembakannya artileri yang artinya akan mengakhiri genjatan senjata yang telah berlangsung selama 64 tahun di Semenanjung Korea.

Hari Pertama
Pasukan AS dan Korea Selatan akan merespon seketika dengan bantuan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Marinir.
Angkatan darat AS ke 8th akan menjadi ujung tombak dengan divisi infanteri ke-2 sebuah divisi gabungan pasukan Amerika dan Korea Selatan dalam pertempuran tersebut, kemudian sebuah brigade penerbangan tempur, brigade artileri medan, brigade tempur lapis baja, dan batalyon senjata kimia.
Kemudian skuadron pesawat AS akan melintas di langit diatas semenanjung Korea dalam sebuah pertempuran udara, bertempur di daerah seukuran Minnesota.
Korea Selatan dengan kekuatan personil sebanyak 650.000 tentara aktif dan sekitar 3 juta tentara cadangan, akan melakukan sebagian besar dalam pertempuran awal. Ada sekitar 30.000 tentara AS di Korea Selatan.
Pada jam-jam awal, pejabat AS akan memperingatkan Marinir di Okinawa untuk mulai mempersiapkan peralatan untuk dimasukkan di kapal menuju pertempuran, sementara di daratan Amerika, seruan tersebut keluar untuk Divisi Linud ke-82th Angkatan Darat untuk mempersiapkan tim tempur pasukan terjun payung yang merupakan bagian dari pasukan respon global Amerika, siap diturunkan dan membutuhkan waktu beberapa jam untuk ikut ke medan tempur.
Angkatan Laut AS akan mengeliminasi kekuatan Laut Korut, kata Jerry Hendrik, seorang pensiunan Kapten Angkatan Laut dan analisis di Center For a New American Security.
“pada awal-awal kita akan menemukan setiap kapal milik Korut dilaut dan menghancurkannya, atau (jika) di pangkalan kapal laut kita akan menghancurkannya, kemungkinan menggunakan Tomahawak” kata Hendrix.
Para ahli meyakini memprediksi korban awal akan banyak datang dari personil AS dan Korea Selatan.
Korea Utara diyakini telah menggali beberapa terowongan bawah tanah di zona demiliterisasi, yang memungkinkannya untuk dengan cepat mengerahkan pasukan tanpa harus melewati ladang ranjau yang memisahkan kedua Korea, kata Joost Oliemans dan Stijn Mitzer, dua analis dari belanda yang mengkhususkan diri pada militer Korut.
“terowongan pertama yang ditemukan Korea Selatan diperkirakan dapat menampung hingga 20.000 tentara dalam satu jam” kata mereka.
Tantangan utama adalah menemukan artileri Korea Utara, yang tersembunyi dalam posisi yang dibangun denga rel yang memungkinkan setelah melepaskan tembakan kemudian menariknya kembali ke lereng gunung dalam hitungan menit.
“jika anda membangun situs artileri yang dikeraskan, gunung granit yang menghadap ke selatan itu sempurna” kata pensiunan Mayor Jenderal Robert Scales.
Pegunungan bergerigi dan dan lembah menjadi medan pertempuran yang berat dan menakutkan bagi pertempuran darat.Hertling mengenang tur yang dia lakukan puluhan tahun lalu di semenanjung Korea, dengan membawa helikopter ke lokasi yang berbeda dan melihat tanah dibawahnya untuk pertama kalinya.
“saya melihat ke bawah sialan ini akan sulit” kata Hertling.
Tapi kekuatan udara akan memberi keuntungan dalam mengatasi tantangan di medan darat.
“jika kita bisa melihat gerakan mereka, kita bisa mendeteksinya, jika kita bisa mendeteksinya, kita bisa di targetkan, jika kita bisa menargetkannya kita bisa membunuhnya” kata pasukan khusus angkatan darat kolonel David Maxwell, associate director di Center For Security Studies di Georgetown University.

Strategi Korea Utara
Tujuan Korea Utara akan menduduki wilayah di semenanjung korea sebanyak mungkin sebelum AS bisa mengirim bala bantuan, kata Maxwell.
Alih-alih merebut Seoul, ibu kota Korea Selatan, pasukan Korea Utara kemungkinan akan berusaha mengisolasi dan memotongnya sehingga laju invasi tersebut tidak melambat, kata Maxwell.
“mereka butuh kecepatan, mereka butuh momentum. Begitu mereka melintasi sungai Han mereka bisa terus maju sampai ke Pusan” tambah Maxwell
Sementara itu, Angkatan laut Korea Utara dan pasukan operasi khusus akan meluncurkan pendaratan amfibi di sebelah timur pegunungan Taebek di sepanjang pantai timur, katanya.
Militer Korea utara kemungkina akan menargetkan basis udara AS dan Korea selatan pada hari pertama Invasi, kemungkinan dengan senjata kimia, kata Maxwell.
Pada 2009, lembaga International Crisis Group melaporkan di perkirakan Korut memiliki 2.500 sampai 5.000 ton senjata kimia, termasuk agen saraf VX.
“saya pikir target awal mereka untuk penggunaan senjata kimia adalah basis udara untuk mencemari basisi udara agar tidak digunakan oleh pesawat Korea Selatan atau AS” kata Maxwell.
Namun senjata kimi kurang efektif di banding rudal scud, jadi kontaminasi apapun akan bersifat sementara, katanya.
AS dan Korea Selatan bisa menggnakan pangkalan udara di jepang  untuk melanjutkan perang.
Kapal Angkatan laut yang berbasis di Jepang kapal perusak dan kapal penjelajah dilengkapi radar dan perangkat lunak canggih lainnya yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik yang bisa digunakan rezim Kim Jong Un untuk menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut dan sekutu.
Kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian Angkatan Udara akan memainkan peran kunci sehingga memungkinkan pasukan AS dan Korea Selatan untuk bertindak cepat, kata mantan jenderal Angkatan udara Herbert “Hawk” Carlisle, mantan kepala komando tempur udara.
Kemudian pesawat di seluruh pasifik dan sekitarnya akan bekumpul di wilayah udara “mata yang tidak berkedip” ISR akan menggunakan setiap aset yang tersedia Cyber, intelijen, pengawasan dan pengintaian, satelit, pesawat tak berawak, AWACS E-3.
Carlisle mengatakan pasukan koalisi akan mengalahkan militer Korea Utara. Satu-satunya pertanyaan dan bahaya terbesar apakah kekuatan sekutu akan bisa menaklukkan militer Korut dengan cukup cepat untuk mengurangi korban sipil di pihak Korea selatan.
“kunci untuk meminimalkan potensi kehilangan nyawa di korea Selatan adalah indikasi dan peringatan, hanya saja berapa banyak kerusakan yang bisa dilakukan (rezim diktator korea utara kim jong un) sebelum kita membawanya keluar?”

‘Megacity Combat’
Seoul berjarak sekitar 35 mil dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara, roket dan artileri Korut dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada daerah berpenduduk sekitar 25 juta orang.
Seoul hampir dua kali ukuran baghdad dengan urban sprawl yang signifikan.  Artileri korea utara koksan 170 mm self-propelled  dan 240 mm dan 300 mm  beberapa sistem peluncuran roket dapat menjangkau Seoul  dari Korut, menurut perusahaan analisi geopolitik Stratfor  pada mei 2016.
Senjata tersebut hanya bagian kecil dari sistem artileri Korut.
“jika sistem peluncur roket multi-launch 300 mm pyongyang diarahkan ke seoul jangkauan mereka akan cukup untuk membuat hujan artileri diseluruh kota dan sekitarnya” menurut laporan tersebut.
Sebuah salvo dapat melepaskan 350 metrik ton bahan peledak kira-kira setara dengan persenjataan yang dijatuhkan 11 pesawat pembom B-52. Dunia akan melihat jumlah korban sipil sama dengan keseluruhan konflik suriah dalam hitungan hari kata Hertling.
Itu dapat menciptakan krisis kemanusiaan dimana jutaan warga sipil Korsel mengungsi dari Seoul menuju ke selatan yang akhirnya menyumbat jalur kereta api, lalu lintas udara dan jalan disaat yang bersamaan pasukan AS dan Korsel mendorong ke utara.
Sementara banyak analis setuju bahwa Korea Utara akan mendorong secepat mungkin untung mendapatkan keuntungan di selatan, satu ketakutan adlah militer Korea Utara mendapatkan tambahan pasukan ke Seoul.
Itu bisa memicu apa yang oleh kepala staf angkatan darat Jenderal Mark Milley sebut sebagai “megacity combat”.
Ini adalah skenario yang tidak dialami militer AS dalam waktu lama, jika memang demikian. Kemampuan Angkata Udara untuk memberikan dukungan udara dan kekuatan udara lainnya akan sangat terbatas dalam pertempuran megacity, kata Carlisle.
“jika (Korut) masuk ke beberpa bagian seoul, itu akan sangat sulit” katanya.

Kerja Keras Yang Panjang
Jika pasukan Korea Utara dapat menguasai daratan Korsel, pertempuran tersebut akan membutuhkan serangan amfibi, yang belum pernah dilakukan korps merinir dimasa perang sejak konflik, terakhir di korea.
Perang juga bisa berlangsung lama dan akan menguras kesiapan militer AS di seluruh dunia, kata beberapa pejabat. Setiap kapal induk AS yang ada mungkin akan di kerahkan di semenanjung Korea karena rudal Korea utara cenderung menargetkan basisi pesawat AS yang berada di darat, kata Dan Gaure, seorang analis di Lexington Institute.
Untuk menghentikan Korut dapat melibatkan marinir yang berbasis di Okinawa bersama dengan 30.000 marinir Korsel, meluncurkan pendaratan amfibi di pantai timur dan barat Korsel, kata Maxwell.
Dari kira-kira 84 marinir dan pelaut yang ada di pasifik, sekitar 25.000 berbasis di Okinawa sebagai bagian dari Marine Expenditionary Force III. Okinawa dan Jepang akan brfungsi sebagai titik lompat operasi amfibi ke Korea.
Ada lima atau enam kapal amfibi yang ditempatkan secara permanen di pasifik barat dan dikombinasikan dengan unit ekspedidi laut. Tantangan sebenarnya adalah mengangkut marinir dan peralatannya dari kapal ke darat. Selain itu pertahanan pesisir telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1950, sistem persenjatan canggih dapat menghancurkan target kapal dan kapal pendarat ratusan mil dari garis pantai.


Sumber 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »