USS Gerald R. Ford Kapal Induk Terbaru US Navy, dan Impian Indonesia Memiliki Aircraft/Helicopter Carrier




USS Gerald Ford (CVN-78) adalah kapal induk terbaru milik angkatan laut amerika dalam menunjang operasi tempur di laut maupun dukungan operasi tempur di darat. USS G. Ford termasuk dalam kategori supercarrier dan diproyeksikan untuk menggantikan USS Enterprise (CVN-650) salah satu kapal induk dari kelas Nimitz. USS G. Ford diambil dari nama presiden ke-38 Amerika Serikat.

Kapal induk ini resmi mulai dibangun pada 11 agustus 2005. Kapal ini dibangun di galangan kapal Northrop Grumman Shipbuilding di Newport News, Virginia dengan kontrak awal senilai US$ 5,1 miliar dan dikerjakan oleh 19.000 pekerja.

Bobot mati kapal induk ini adalah 100.000 ton, dengan panjang 337 meter,lintasan runaway sepanjang 330m dengan tinggi 75 meter dan didalamnya terdapat 25 dek. Menurut laporan kapal ini dapat menampung hingga 90 pesawat tempur, pesawat tanpa awak, dan helikopter. Kapal ini bertenaga nuklir dengan mesin ganda A1B dapat berlayar selama 25 tahun tanpa isi ulang tenaga. Dapat berlayar dengan kecepatan mencapai 30 knot atau 56km/jam, dapat menampung hingga 4.300 kru, lebih sedikit dari kapal induk kelas Nimitz. Setidaknya butuh dana 173 triliun untuk membangun kapal induk ini.

Teknologi terbaru yang dipasang di kapal ini yang tidak dimiliki oleh kelas Nimitz adalah Electromagnetic Aircraft Launch System alias EMALS merupakan mesin pelontar pesawat terbang terbaru. Sistem ini disebut lebih efisien, berukuran lebih kompak, lebih kuat, dan lebih mudah dikendalikan-dioperarikan. Dia akan lebih mampu melontarkan pesawat terbang yang lebih besar atau lebih kecil dari yang kini ada, yang selama ini digerakkan sistem katapel berbasis uap. Secara prinsip kerja, EMALS memakai motor induksi linier yang mendayagunakan arus untuk menciptakan medan magnet yang akan menggerakkan pelontar pada rel yang membentang di landas pacu.

Pertahanan diri yang disematkan pada kapal ini meliputi peluru kendali anti pesawat, dua unit RIM-162 ESSM, dua unit RIM-116, tiga unit phalanx, dan empat unit senapan mesin kaliber 12,7 mm. Dilengkapi dengan pengendus AESA (active electronically scanned array search and tracking radar system), dual-band radar yang diambil dari teknologi yang dibenamkan di kapal penghancur (destroyer) berpeluru kendali kelas Zumwalt dari Raytheon.

Fungsi utama dari kapal induk adalah sebagai pendukung dalam operasi tempur dengan mengangkut pesawat dan kru untuk dimobilisasi dan juga sebagai unit pusat komando. Setidaknya saat ini angkatan laut amerika memiliki 10 kapal induk yang aktif.

Lalu seberapa penting kapal induk untuk dimiliki angkatan laut kita TNI AL?, dikawasan asia tenggara hanya thailand yang mengoperasikan kapal induk HTMS Chakri Naruebet. Bagi negara kepulauan seperti indonesia bisa dikatakan penting namun tidak mendesak sebagai pusat komando dilaut tapi peran komando bisa saja diambil oleh LHD, menurut penulis yang lebih dibutuhkan bagi TNI AL saat ini adalah LHD. PT PAL sebagai galangan kapal yang telah berpengalaman dalam konstruksi kapal perang sejenis LPD dirasa sudah mampu untuk membangun sebuah LHD.
Paragraf terakhir merupakan murni pendapat penulis terhadap kebutuhan aircraft/helicopter carrier.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »