Militer Filipina menghadapi ujian berat saat kota di
selatan negara tersebut dikuasai oleh para militan yang mengaku sebagai bagian
dari kekhalifahan Negara Islam di Irak dan Suriah. Adalah Isnilon Hapilon warga
negara Filipina yang ditunjuk sebagai “Amir” di Daulah Wilayah Asia Tenggara.
Sebelumnya Isnilon merupakan pimpinan Abu Sayyaf,
sebelum mengumumkan sumpah setia terhadap IS. ISIS memiliki beberapa Daulah Wilayah
(Provinsi) di luar Irak dan Suriah, seperti Provinsi Libya, Sinai, Afrika
Barat, dan Asia Tenggara.
Gerakan ISIS di marawi, jika kita telususri
merupakan “sinyal” bagi para sel-sel teror di Asia Tenggara untuk melakukan
aksi yang sama atau setidaknya bergabung bersama kelompok tersebut. Marawi
hanyalah sebuah bentuk eksistensi akan keberadaan mereka, dan menunjukkan
kepada “induk” mereka di Irak dan Suriah.
Asia Tenggara memang ladang subur bagi para militan
untuk menyebarkan dan menawarkan pendirian negara Islam dahulu ada Jamaah
Islamiyah yang bercita-cita mendirikan negara Islam meliputi Malaysia,
Indonesia, Filipina, Brunei, dan Singapura.
Pertanyaan selanjutnya apakah kelompok-kelompok atau
para simpatisan di Asia Tenggara akan mendengar seruan “sinyal” dari Marawi,
ada baiknya kita telusuri dari masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara yang
potensial:
Thailand
Muslim Pattani yang sejak tahun 60an menginginkan
kemerdekaan dan independen dari Thailand dan membentuk sebuah negara Islam “Pattani
Darussalam”. Barisan Revolusi Nasional (BRN) menjadi salah satu kelompok yang
sering melakukan teror di selatan Thailand mulai dari penembakan, pengeboman,
hingga penyerangan.
Hingga saat ini kelompok ini masih sering melakukan
teror di Thailand selatan. Dengan ideologi sama yang diusung oleh ISIS Asia
Tenggara, hingga saat ini konflik di selatan Thailand masih berlangsung upaya
diplomasi masih menemukan kebuntuan. Pertanyaan selanjutnya adalah kelompok ini
akan bergabung dengan ISIS Asia Tenggara kita masih menunggu kelanjutannya.
Myanmar
Di Myanmar terdapat entitas minoritas muslim yang
tertindas. Disana terdapat etnis Rohingya yang mengalami perlakuan buruk dari
para biksu ekstemis.
Tahun lalu beredar foto di internet muslim rohingya
melakukan pelatihan militer di sebuah tempat yang tidak disebutkan. Mereka dipersenjatai
dengan senjata AK47 dan menggunakan seragam loreng. Dalam lampiran tulisan yang
ada menyebutkan pelatihan tersebut adalah upaya untuk melakukan jihad atas
penindasan yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar.
Belum ada tanda-tanda kelompok jihad Rohingya
menyambut “sinyal” dari Marawi.
Malaysia
Walaupun Malaysia minim gangguan teror dari para
teroris namun negara ini sebenarnya sedang dipusingkan dengan beberapa warga
negaranya yang ikut berperang di Suriah. Bahkan Polisi Diraja Malaysia sudah
beberapa kali melakukan penangkapan warga negaranya yang terkait dengan ISIS.
Dalam sebuah Video yang beredar tahun 2016 yang
terdiri dari militan asal Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Merilis sebuah
video deklarasi kekhalifahan di Filipina sebagai bagian dari ISIS dan Menyerukan
kepada para simpatisan ISIS yang tidak dapat datang ke Suriah dan Irak agar
bergabung dengan Daulah Wilayah yang berada di Filipina.
Meskipun didalam negeri belum ada deklarasi kelompok
tertentu yang menyatakan bergabung dengan ISIS Asia Tenggara namun beberapa
warga Malaysia justru langsung mendatangi medan tempat seruan Jihad.
Indonesia
Di Indonesia sendiri banyak terdapat kelompok
teroris mulai dari Jemaah Islamiyah, NII, hingga yang terbaru Jamaah Ansharu
Daulah (JAD). Pada 2016 lalu terjadi sebuah serangan dan pengeboman di Thamrin,
Jakarta. Diduga kelompok tersebut merupakan afiliasi dari ISIS dan menerima
perintah penyerangan dari orang Indonesia yang saat ini ada di Suriah.
Polisi mengidentifikasinya sebagai Bahrun Naim. Pada
jum,at (26/5) lalu terjadi 2 serangan bom di kampung Melayu, Jakarta yang
menewaskan sejumlah polisi, ini menjadi pertanda para pejuang di Indonesia
menanggapi “sinyal” dari Marawi. Keesokan harinya ISIS mengklaim bahwa pelaku
merupakan pejuang Negara Islam, pernyataan tersebut dikeluarkan oleh media
propaganda ISIS “amaq”.
Ancaman ISIS
di Indonesia begitu nyata tercatat ratusan warga negara Indonesia yang ikut
berperang di Suriah, belum terhitung simpatisan yang lebih besar jumlahnya. Bahkan
baru-baru ini dikabarkan seorang warga Indonesia tewas dalam pertempuran di
Marawi diduga pria tersebut ikut menjadi kelompok yang mengaku sebagai bagian
dari Negara Islam.
Keberadaan ISIS di Asia Tenggara mulai mengeliat ini
terbukti dengan di dudukinya kota Marawi oleh militan, para pakar memperkirakan
ISIS akan mendapat wadah perjungan di Asia tenggara mengingat banyak kelompok
berideologi Islam yang sama-sama mempunyai cita-cita mendirikan negara Islam.
Ancaman ini patut di tanggapi serius bagi
negara-negara disekitar kawasan agar “badai” bencana kemanusiaan tidak merembet
hingga kawasan Asia Tenggara yang merupakan jalur strategis bagi perdagangan
dunia.