MARAWI- pengepungan kota Marawi sepertinya akan
segera berakhir karena militan pendukung IS tersebut mulai mengalami kesulitan
logistik setelah dikepung selama 2 minggu lebih, dan mereka direduksi menjadi “perlawanan
Kecil” kata pihak militer pada hari Rabu (7/6).
Pasukan pemerintah Filipina telah memasuki 3 titik
dimana sebelumnya tempat tersebut dikuasai para militan yang mulai mundur, kata
Mayor Jenderal Carlito Galvez, kepala komando militer di wilayah tersebut.
“kami melihat makanan, IED, peralatan mobilitas, dan
kami telah menyita kemampuan logistik mereka, kami melihat kemungkinan perang
ini akan berakhir” katanya dalam sebuah pernyataan pers di kota Marawi.
Pihak militer menduga ada kurang lebih 100 sandera
yang masih berada ditangan para militan pimpinan Isnilon Hapilon tersebut.
Kepala satuan tugas Brigadir Jenderal Rolly Bautista
mengatakan kepada wartawan seorang pastor katolik dengan sekitar lusinan umat
katolik lainnya yang disandera pada hari pertama pengepungan dipercaya masih
hidup.
Pertempuran di Marawi menimbulkan kekhawatiran ISIS
sedang mempersiapkan kekuatan kekhalifannya di luar Irak dan Suriah, dan
membangun pangkalan regional di Mindanao Filipina yang dapat mengancam
Indonesia, Malaysia, Singapura dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pejabat Filipina mengatakan diantara para militan
terdapat pejuang asing yang datang dari berbagai negara, ada sekitar 40 orang
asing dari indonesia, Malaysia, bahkan India, Arab Saudi, Maroko, dan Chechnya.
Serangan atas kota Marawi mengindikasikan banyak
faksi dari berbagai negara yang pro ISIS ingin menjadikannya sebagai “Daulah
Wilayah” Asia Tenggara dengan Amir Wilayah Isnilon Hapilon, sebuah Video yang
berhasil disita pihak militer pada pekan lalu bahwa pihak militan telah
merencanakan serangan untuk dapat mengendalikan wilayah tersebut secara penuh.