12 Jam Penyenderaan Sekolah Dasar di Filipina Oleh Gerilyawan Moro

Pada hari Rabu (21/6) gerilyawan Islam berhasil menduduki sebuah sekolah di Filipina Selatan dengan menyandera sekitar 31 orang termasuk siswa. Drama penyanderaan tersebut terjadi selama kurang lebih 12 jam sebelum para gerilyawan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan dari ke daerah rawa yang luas.


Kelompok yang diduga merupakan sempalan dari kelompok separatis Bangsamoro Islamic Freedom Fighter, merebut sebuah sekolah dasar Malagakit di kota Pigcayawan saat kelompok tersebut mengundurkan diri dari sebuah pos militer yang telah mereka serang.

Oang-orang bersenjata tersebut mengambil alih sekolah pada hari Rabu subuh, dan memicu bentrokan dan evakuasi sekitar 1.000 penduduk dari daerah tersebut, begitu pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara militer, kapten Arvin Encinas.

Terdapat 2 milisi pro pemerintah yang terluka dalam baku tembak yang terjadi, ada sekitar 31 sandera termasuk 6 siswa, penyanderaan terjadi guna menghentikan gerak maju tentara pemerintah.

Kebuntuan berlangsung hingga petang hari sampai akhirnya para gerilyawan menarik diri dan melepaskan semua sandera. Sementara tentara pemerintah menyatakan masih terus melakukan operasi pengejaran terhadap para gerilyawan yang lari menuju rawa yang luas.

Pigcawayan terletak sekitar 50 mil dari selatan kota Marawi, dimana kota tersebut juga sedang menghadapi pertempuran dengan para militan yang telah mengucap janji setia terhadap ISIS. Hampir sebulan lamanya daerah tersebut dijadikan tempat operasi militer oleh pemerintah untuk mengusir para militan ISIS.

Seorang juru bicara Bangsamoro, Abu Misri Mama, mengatakan Bahwa “serangan di kota Pigcwayan tidak ada hubungannya dengan serangan di Marawi” meskipun dia mengatakan bahwa dia menyambut “perjuangan” sesama muslim di pulau selatan Mindanao.

Jenderal Padilla, juru bicara militer di Manila mengatakan sebanyak 200 gerilywan dari kelompok Bangsamoro menyerang pos terdepan milik pemerintah pada hari rabu dinihari, sampai akhirnya akhirnya mereka mundur dan merebut sebuah sekolah dan melakukan penyanderaan.

Menurut militer serangan tersebut dilakukan saat pihak militer sedang sibuk menghadapi kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi, kesempatan itu digunakan oleh kelompok bangsamoro untuk melakukan serangan. 

Bangsamoro Islamic Freedom Fighter (BIFF) memisahkan diri dari Moro Islamic Liberation Front (MILF), kelompok separatis terbesar di negara tersebut. Setelah MILF menandatangani kesepakatan perdamaian dengan pemerintah di Manila pada 2014. 

Sebagian gerilaywan yang tak puas dengan kesepakatan tersebut memutuskan untuk memisahkan diri dari organisasi moro dan menyatakan akan terus melanjutkan perjuangan untuk kemerdekaan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »