Seorang pejabat Filipina melaporkan setidaknya 11
tentara Filipina menjadi korban dalam serangan udara yang dilakukan oleh
Angkatan Udara pemerintah, 8 lainnya terluka dalam insiden yang terjadi pada
Rabu siang (31/5) kemarin. Ini tentu menjadi pukulan bagi pasukan pemerintah
terkait kapabilitas pasukan pemerintah dalam menangani konflik di Marawi.
Belum jelas bagaiman kronologis sehingga pesawat
Angkatan Udara memakan korban dari pihak pemerintah sendiri. “friendly fires”
ini adalah adalah kejadian pertama yang dilaporkan oleh pejabat dalam
pengepungan kota Marawi yang telah berlangsung lebih kurang sepekan.
Pesawat Angkatan Udara pemerintah ikut dalam Operasi militer dengan membombardir tempat-tempat yang dianggap menjadi basis atau posisi dari militan Islamic State (IS). Dalam laporan sebelumnya pemerintah mengklaim telah menguasai 90 persen kota Marawi, pihak militer masih terus melakukan pengepungan untuk terus menekan para militan.
Pesawat Angkatan Udara pemerintah ikut dalam Operasi militer dengan membombardir tempat-tempat yang dianggap menjadi basis atau posisi dari militan Islamic State (IS). Dalam laporan sebelumnya pemerintah mengklaim telah menguasai 90 persen kota Marawi, pihak militer masih terus melakukan pengepungan untuk terus menekan para militan.
Belum jelas pesawat apa yang digunakan. tapi bila
merujuk pada arsenal udara yang dimiliki oleh Angkatan Udara Filipina saat ini
besar kemungkinan adalah pesawat OV 10 Bronco pesawat jenis light attack yang
dapat digunakan untuk counter insurgency atau coin atau bisa saja arsenal
terbaru yaitu FA 50 Golden Eagle buatan Korea yang juga merupakan light attack
jet fighter.
Sejak diberlakukan darurat militer oleh Presiden
Rodrigo Duterte pekan lalu tercatat ratusan orang telah menjadi korban. Di pihak
militer 21 personel tewas 72 terluka, dari pihak Islamic State dikabarkan 89
militan tewas. Korban jiwa masih bisa terus bertambah mengingat kekerasan
bersenjata dan operasi militer masih terus dilakukan untuk mengambil alih kota
dari tangan militan IS.
Militer Filipina telah memeperingatkan kepada para
militan untuk menyerah atau mati, tentara pemerintah masih terus melakukan
operasi dengan target utama dapat menangkap hidup atau mati pemimpin militan
yaitu Isnilon Hapilon.
Isnilon Hapilon adalah Amir IS wilayah Asia tenggara
yang telah merancang serangan terhadap kota Marawi. Isnilon yang juga merupakan
pemimpin Abu Sayyaf telah mengajak militan kelompok Maute untuk bersama-sama
menyerang kota Marawi.