DETIKNEWS,Jakarta - Pembela revolusioner Iran menuduh Arab Saudi mendukung
ISIS dalam serangan mematikan di Teheran Rabu kemarin. Tuduhan itu
dinilai akan membuat kerajaan Saudi Arabia marah di tengah situasi yang
sedang tegang.
Seperti dilansir dari CNN, Kamis (8/6/2017), tuduhan tersebut berawal dari pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat kunjungannya ke Arab Saudi pada Bulan Mei lalu. Trump mengatakan bahwa Iran adalah dalang dari tindakan teroris.
"Publik dunia berpendapat, Iran menjadi utama, melihat fakta bahwa tindakan teroris ini dilakukan segera setelah pertemuan Presiden AS dengan salah satu kepala negara regional reaksioner yang selalu mendukung," demikian statement kantor berita Iran, Fars seperti dikutip CNN.
Dalam pernyataan tersebut, memang tidak menyebut secara eksplisit Arab Saudi menjadi dalang serangan di Teheran. Namun implikasinya terbaca jelas. Klaim ISIS atas tanggung jawab dalam serangan di Teheran menunjukan 'keterlibatan negara dalam serangan itu'.
Tuduhan tersebut terjadi di saat ketegangan Arab Saudi dengan Qatar meningkat. Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara itu bahkan memblokir beberapa media di Qatar. Keretakan itu disebabkan oleh komentar Emir Qatar Sheik Tamim Al Hamad Al Thani yang memuji Iran sebagai 'Kekuatan Islam' dan mengkritik kebijakan Trump terhadap Teheran.
Komentar Emir muncul di kantor berita resmi Qatar, namun pihak dari Qatar membantah komentar itu. Pihak Qatar mengatakan bahwa situs kantor berita tersebut diretas dan hal itu dilakukan oleh pelakunya.
Dalam serangan di Teheran, 12 orang meninggal dunia. Serangan itu terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan pada Rabu (7/6) pagi waktu setempat. Serangan pertama melanda gedung parlemen Iran, dan kedua di kompleks mausoleum.
Seperti dilansir dari CNN, Kamis (8/6/2017), tuduhan tersebut berawal dari pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat kunjungannya ke Arab Saudi pada Bulan Mei lalu. Trump mengatakan bahwa Iran adalah dalang dari tindakan teroris.
"Publik dunia berpendapat, Iran menjadi utama, melihat fakta bahwa tindakan teroris ini dilakukan segera setelah pertemuan Presiden AS dengan salah satu kepala negara regional reaksioner yang selalu mendukung," demikian statement kantor berita Iran, Fars seperti dikutip CNN.
Dalam pernyataan tersebut, memang tidak menyebut secara eksplisit Arab Saudi menjadi dalang serangan di Teheran. Namun implikasinya terbaca jelas. Klaim ISIS atas tanggung jawab dalam serangan di Teheran menunjukan 'keterlibatan negara dalam serangan itu'.
Tuduhan tersebut terjadi di saat ketegangan Arab Saudi dengan Qatar meningkat. Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara itu bahkan memblokir beberapa media di Qatar. Keretakan itu disebabkan oleh komentar Emir Qatar Sheik Tamim Al Hamad Al Thani yang memuji Iran sebagai 'Kekuatan Islam' dan mengkritik kebijakan Trump terhadap Teheran.
Komentar Emir muncul di kantor berita resmi Qatar, namun pihak dari Qatar membantah komentar itu. Pihak Qatar mengatakan bahwa situs kantor berita tersebut diretas dan hal itu dilakukan oleh pelakunya.
Dalam serangan di Teheran, 12 orang meninggal dunia. Serangan itu terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan pada Rabu (7/6) pagi waktu setempat. Serangan pertama melanda gedung parlemen Iran, dan kedua di kompleks mausoleum.