Di tengah krisis diplomatik dikawasan negara teluk
diman Qatar dikucilkan karena dianggap mendukung gerakan teror di wilayah
teluk, Qatar telah menyepakati pembelian untuk mendatangkan F-15 dari Amerika
Serikat dengtan nilai $12 miliar sebagai upaya Qatar untuk meningkatkan
hubungan militer kedua negara. Dimana Qatar menjadi basis utama penempatan
tentara AS di kawasan teluk persia.
Menteri pertahanan negara tersebut, Khalid Attiyah
menandatangani kesepakatan pembelian pesawat tempur tersebut dengan menteri
pertahanan Amerika James Mattis di Washington, dimana para pejabat Qatar
mengadaka pembicaraan mengenai krisisi diplomatik yang sedang melanda Qatar.
Qatar dituduh mendukukng gerakan teror seperti
memberi dukungan kepada kelompok Hamas dan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di
Mesir. Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dan
memutus jalur darat, laut dan udara yang menuju ke Qatar sehingga membuat
negara kaya minyak dan Gas tersebut terancam mengalami krisis pangan akibat
blokade yang dilakukan negara-negara tetangganya.
Attiyah menambahkan kesepakatan tersebut dapat
meningkatkan “kerjasama militer untuk kolaborasi strategis yang lebih dekat
dalam melawan terorisme dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan
tersebut da sekitarnya” ungkap Attiyah yang dikutip melalui media resmi milik
Qatar.
Amerika memiliki pangkalan militer yang ditempatkan
diwilayah Qatar diman didalam pangkalan militer tersebut terdapat sekitar
10.000 personel AS yang terletak sebelah selatan Doha, tepatnya di al-Udeid.
Sebelumnya pada bulan November AS menyetujui
penjualan pesawat F-15 sebanyak 72 jet tempur dari Boeing dengan nilai $21,1
miliar. Qatar dalam 5 tahun belakangan melakukan pembicaraan dengan AS,
Perncis, dan Inggris untuk memodernisasi kemampuan kekuatan udaranya untuk
menggantikan armada jet tempur Mirage miliknya.
Tahun lalu Qatar telah sepakat setuju untuk membeli
24 pesawat tempur Dassault Rafale, Perancis dengan nilai kontrak $7,5 miliar.