MARAWI- 13 marinir Filipina yang tergabung dalam
operasi pembebasan kota Marawi tewas dalam sebuah pertempuran dengan kelompok
bersenjata yang dipimpinan Isnilon Hapilon. Pernyataan ini disampaikan oleh
pejabat militer Filipina pada hari Sabtu (10/6).
Militer Filipina sedang berusaha untuk menumpas
perlawanan ratusan militan di Marawi yang berafiliasi dengan Islamic State
(IS), pengepungan yang terjadi sejak 23 mei tersebut dilakukan oleh kelompok
militan Maute dan Abu Sayyaf untuk menjadikan kota Marawi sebagai basisi
kekuatan IS di Asia Tenggara.
Letnan Jo ar Herrera telah mengkonfirmasi jumlah
korban dari pihak militer filipina dalam pertempuran tersebut.
“kami sedih dengan hasilnya... di pihak pemerintah,
13 pasukan kami gugur dalam aksi itu” kata Herrera dalam sebuah konferensi
persdi Marawi. Kolonel Edgar Aravelo juru bicara militer di manila menambahkan
sekitar 40 tentara lainnya terluka dalam pertempuran jarak dekat yang mematikan
Jatuhnya korban dari pihak pemerintah menjadikan
militer Filipina kehilangan 58 prajurit selama pemberlakuan darurat militer di
kota tersebut, dipihak militan tercatat 138 tewas, juga dari pihak sipil 20
orang.
Keompok militan sejuh ini masih bertahan di kota
Marawi selama kurang lebih 2 minggu bertahan dari gempuran serangan darat dan
udara. Meskipun pememrintah mengatakan bahwa militan mengausai hanya 10 persen
kota Marawi.
Diantara para prajurit yang tewas ada nama Frederick
Savalleno dengan pangkat Letnan Satu penduduk asli kota Antipolo, yang beberapa
hari lalu memimpin pasukannya yang berhasil menemukan dana teroris senilai 52
juta peso yang diduga ditinggalakan oleh para teroris.
Letnan Jenderal Carlito Galvez, kepala komando di
Mindanao Barat mengatakan bahwa selain 13 marinir yang tewas 40 lainnya
luka-luka dalam pertempuran jarak dekat tersebut di desa madaya di Marawi.
Laporan awal menunjukkan bahwa baku tembak sengit
terjadi ketika marinir menyerang posisi militan pada sekitar pukul 3.30 pagi da
baku tembak terus berlanjut sampai pukul 3 sore pada hari yang sama.
“Kami memberi hormat yang setinggi-tingginya,
kepahlawanan dan keberanian murni seorang marinir dalam sebuah pertempuran
untuk membebaskan Marawi dari para militan Maute” kata Galvez.